Skip to main content

ELECTRIC AND INSTRUMENTATION ENGINEERING - Dasar Instrumentasi: Sinyal Kontrol 4 - 20mA dan 3 - 15psi

Dasar Instrumentasi: Sinyal Kontrol 4 - 20mA dan 3 - 15psi
Di bidang instrumentasi, sinyal elektronik analog dan sinyal pneumatik biasanya digunakan untuk tujuan pengendalian untuk menggerakkan elemen kontrol akhir dalam lingkaran kontrol yang biasanya merupakan Control Valve. Sinyal elektronik "analog" adalah tegangan atau arus yang besarnya mewakili beberapa pengukuran fisik atau kuantitas kontrol.

Bentuk transmisi sinyal yang paling populer yang digunakan dalam sistem instrumentasi modern adalah standar DC 4 - 20 mA. Ini adalah standar sinyal analog, yang berarti bahwa arus listrik digunakan untuk mengukur atau mengendalikan sinyal secara proporsional. Biasanya, nilai arus 4 mA mewakili skala 0%, nilai arus 20 mA mewakili skala 100%, dan nilai arus antara 4 dan 20 mA mewakili persentase yang sama di antara 0% dan 100%.

Dalam sistem pneumatik, kisaran sinyal standar 3 sampai 15 PSI (Pounds Per Square Inch) digunakan. Di sini, sinyal tekanan udara yang bervariasi mewakili beberapa pengukuran proses dengan cara analog (proporsional). Biasanya, nilai tekanan 3 PSI mewakili skala 0%, nilai tekanan 15 PSI mewakili skala 100%, dan nilai tekanan antara 3 dan 15 PSI mewakili persentase yang sama di antara 0% dan 100%. Perlu dicatat bahwa sinyal pneumatik biasanya digunakan dalam proses industri untuk keselamatan terutama bila ada risiko kebakaran atau ledakan.

Menghubungkan sinyal 4 - 20 mA ke variabel instrumen:

Menghitung nilai milliamps setara untuk setiap rentang sinyal yang diberikan cukup mudah. Dengan adanya hubungan linear antara persentase sinyal dan milliamps, persamaan tersebut berupa persamaan garis intersep standar C = mP + b.
Di sini, C adalah arus ekuivalen dalam milliamps, P adalah persentase sinyal yang diinginkan, m adalah kisaran 4-20 mA (16 mA), dan b adalah nilai offset, 0r 4 mA.

Current = (16 mA) (P / 100%) + (4 mA), P = kisaran persimpangan sinyal.
Bentuk persamaan ini identik dengan yang digunakan untuk menghitung tekanan sinyal alat pneumatik (standar PSI 3 sampai 15):
Pressure / Tekanan = (12 PSI) (P / 100%) + (3 PSI)
 
Hubungan matematis yang sama berlaku untuk rentang pengukuran linier. Dengan persentase rentang P, variabel terukur sama dengan:
Variabel terukur / Measured Variable = (Span) (P / 100%) + (LRV) 

Contoh praktis perhitungan antara nilai arus milliamps dan nilai variabel proses berikut :
(A) Transmitter suhu elektronik berkisar antara 40 sampai 140 derajat Fahrenheit dan memiliki sinyal keluaran 4 - 2 mA. Hitunglah output arus oleh transmitter ini jika suhu yang diukur adalah 60 derajat Fahrenheit.
Perhitungan:
Pertama, kita mengubah nilai suhu 60 derajat menjadi persentase rentang berdasarkan pengetahuan rentang suhu (140 derajat - 40 derajat = 100 derajat) dan nilai rentang yang lebih rendah (LRV = 40 derajat). Kita bisa melakukannya dengan memanipulasi rumus umum.

Variabel terukur = (Span) (P / 100%) + (LRV)
Variabel terukur - (LRV) = (Span) (P / 100%)

Oleh karena itu, P = [(Variabel Terukur - LRV) / (Span)] x 100% = [(60-40) / (100)] x 100% = 20%
Selanjutnya, kita mengambil nilai persentase ini dan menerjemahkannya menjadi nilai arus 4-20 mA dengan menggunakan rumus:
Current = (16 mA) (P / 100%) + (4 mA) = (16 mA) (20% / 100%) + (4 mA) = 7.2 mA
Oleh karena itu, transmitter harus mengeluarkan sinyal nilai proses 7,2 mA pada suhu 60 F.

Comments

Popular posts from this blog

ELECTRIC AND INSTRUMENTATION ENGINEERING - Photoelectric Sensors

Photoelectric Sensors Sensor fotolistrik mendeteksi benda, perubahan kondisi permukaan, dan benda lainnya melalui berbagai sifat optik. Sensor fotolistrik terutama terdiri dari emitor untuk memancarkan cahaya dan penerima untuk menerima cahaya. Bila cahaya yang dipancarkan terputus atau dipantulkan oleh objek penginderaan, akan mengubah jumlah cahaya yang tiba di Receiver. Penerima mendeteksi perubahan ini dan mengubahnya menjadi keluaran listrik. Sumber cahaya untuk sebagian besar Sensor fotolistrik adalah sinar inframerah atau cahaya tampak (umumnya berwarna merah, atau hijau / biru untuk mengidentifikasi warna). Sensor fotolistrik diklasifikasikan seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Through-beam Sensors Retro-reflective Sensors Diffuse-reflective Sensors FITUR 1. Jarak Long Sensing Sensor Through-beam, misalnya, dapat mendeteksi objek lebih dari 10 m. Ini tidak mungkin dengan metode penginderaan magnetik, ultrasonik, atau penginderaan la...

ELECTRIC AND INSTRUMENTATION ENGINEERING - PROXIMITY SENSOR

Proximity Sensors Proximity Sensors tersedia dalam model yang menggunakan osilasi frekuensi tinggi untuk mendeteksi benda logam ferrous dan non-ferrous dan pada model kapasitif untuk mendeteksi benda-benda non-logam. Model tersedia dengan ketahanan lingkungan, tahan panas, tahan terhadap bahan kimia, dan tahan terhadap air. APA ITU PROXIMITY SENSOR ? / WHAT IS A PROXIMITY SENSOR "Proximity Sensor" mencakup semua sensor yang melakukan deteksi non-kontak dibandingkan dengan sensor, seperti switch batas, yang mendeteksi objek dengan menghubungi mereka secara fisik. Sensor Jarak Jauh mengubah informasi tentang gerakan atau keberadaan benda menjadi sinyal listrik. Ada tiga jenis sistem deteksi yang melakukan konversi ini: sistem yang menggunakan arus yang dihasilkan di objek penginderaan logam oleh induksi elektromagnetik, sistem yang mendeteksi perubahan kapasitas listrik saat mendekati objek penginderaan, dan sistem yang menggunakan magnet dan saklar buluh. Standar Indu...